tag:blogger.com,1999:blog-70971514789338212872024-02-07T06:10:53.400-08:00Adat KaroTenah MaKaro(A WINNER NEVER QUITS)
Makaro Bretinkhttp://www.blogger.com/profile/00589569735158897246noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-7097151478933821287.post-66318640198116614662012-10-27T23:19:00.000-07:002012-10-27T23:19:29.702-07:00Rakut Sitelu ras Tutur Siwaluh<div class="separator" style="background-color: #fff2cc; clear: both; color: blue; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="background-color: #fff2cc; color: blue;">
<br /></div>
<div class="separator" style="background-color: #fff2cc; clear: both; color: blue; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1tM05M178OzWEbRYx6sRVSEGDS9yhlOPQBNonlg1vziYqHHorereYTal53ra14aCLaDMrrVzKuaWKoiSDieVOksh2QGCoarv91XltUYyW6P3pYqPudQ9wOhU7cY_9IpDWoyDKIx-iY2an/s1600/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_bekende_Karo-Batak_schaker_Si_Narser_met_zijn_vrouw_Karolanden_Noord-Sumatra_TMnr_10005391.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1tM05M178OzWEbRYx6sRVSEGDS9yhlOPQBNonlg1vziYqHHorereYTal53ra14aCLaDMrrVzKuaWKoiSDieVOksh2QGCoarv91XltUYyW6P3pYqPudQ9wOhU7cY_9IpDWoyDKIx-iY2an/s400/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_bekende_Karo-Batak_schaker_Si_Narser_met_zijn_vrouw_Karolanden_Noord-Sumatra_TMnr_10005391.jpg" width="400" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzIS6JIvkEMsSIu_bnlf5OeA_SA6fbSTW6TQwqw4ROkQV_d-YM1eM0YpTx6R9VYJr2u8MfozQ0hpFgPenLACN1e9o5zUb7RfMZ57jsx0jjoqwLe6CLdZdDkaJzX9AZmOHGYO8KfcRxAwFD/s1600/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_'Karolanden._Si_Garang_Garang_links_een_bamboe_dakladder_op_den_achtergrond_de_Sinaboeng.'_TMnr_10017210.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzIS6JIvkEMsSIu_bnlf5OeA_SA6fbSTW6TQwqw4ROkQV_d-YM1eM0YpTx6R9VYJr2u8MfozQ0hpFgPenLACN1e9o5zUb7RfMZ57jsx0jjoqwLe6CLdZdDkaJzX9AZmOHGYO8KfcRxAwFD/s400/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_'Karolanden._Si_Garang_Garang_links_een_bamboe_dakladder_op_den_achtergrond_de_Sinaboeng.'_TMnr_10017210.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="background-color: #fff2cc; clear: both; color: blue; text-align: center;">
<span class="mw-headline" id="Rakut_Sitelu"><br /> </span></div>
<h2 style="background-color: #fff2cc; color: blue;">
<span class="mw-headline" id="Rakut_Sitelu" style="font-size: large;">Rakut Sitelu</span></h2>
<div style="background-color: #fff2cc; color: blue;">
Hal lain yang penting dalam susunan masyarakat Karo adalah <i>rakut sitelu</i> atau <i>daliken sitelu</i> (artinya secara metaforik adalah tungku nan tiga), yang berarti ikatan yang tiga. Arti <i>rakut sitelu</i>
tersebut adalah sangkep nggeluh (kelengkapan hidup) bagi orang Karo.
Kelengkapan yang dimaksud adalah lembaga sosial yang terdapat dalam
masyarakat Karo yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu:</div>
<ol style="background-color: #fff2cc; color: blue;">
<li><b>kalimbubu</b></li>
<li><b>anak beru</b></li>
<li><b>senina</b></li>
</ol>
<div style="background-color: #fff2cc; color: blue;">
Kalimbubu dapat didefinisikan sebagai keluarga pemberi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isteri" title="Isteri">isteri</a>,
anak beru keluarga yang mengambil atau menerima isteri, dan senina
keluarga satu galur keturunan merga atau keluarga inti. dll ok</div>
<h3 style="background-color: #fff2cc; color: blue;">
<span class="mw-headline" id="Tutur_Siwaluh" style="font-size: large;">Tutur Siwaluh</span></h3>
<div style="background-color: #fff2cc; color: blue;">
<i>Tutur siwaluh</i> adalah konsep kekerabatan masyarakat Karo, yang berhubungan dengan penuturan, yaitu terdiri dari delapan golongan:</div>
<ol style="background-color: #fff2cc; color: blue;">
<li><b>puang kalimbubu</b></li>
<li><b>kalimbubu</b></li>
<li><b>senina</b></li>
<li><b>sembuyak</b></li>
<li><b>senina sipemeren</b></li>
<li><b>senina sepengalon/sedalanen</b></li>
<li><b>anak beru</b></li>
<li><b>anak beru menteri</b></li>
</ol>
<div style="background-color: #fff2cc; color: blue;">
Dalam pelaksanaan upacara adat, <i>tutur siwaluh</i> ini masih dapat
dibagi lagi dalam kelompok-kelompok lebih khusus sesuai dengan keperluan
dalam pelaksanaan upacara yang dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:</div>
<ol style="background-color: #fff2cc; color: blue;">
<li><b>Puang kalimbubu</b> adalah kalimbubu dari kalimbubu seseorang</li>
<li><b>Kalimbubu</b> adalah kelompok pemberi isteri kepada keluarga tertentu, kalimbubu ini dapat dikelompokkan lagi menjadi:
<ul>
<li><b>Kalimbubu bena-bena</b> atau kalimbubu tua, yaitu kelompok
pemberiisteri kepada kelompok tertentu yang dianggap sebagai kelompok
pemberi isteri adal dari keluarga tersebut. Misalnya A bermerga
Sembiring bere-bere Tarigan, maka Tarigan adalah kalimbubu Si A. Jika A
mempunyai anak, maka merga Tarigan adalah kalimbubu bena-bena/kalimbubu
tua dari anak A. Jadi kalimbubu bena-bena atau kalimbubu tua adalah
kalimbubu dari ayah kandung.</li>
<li><b>Kalimbubu simada dareh</b> adalah berasal dari ibu kandung
seseorang. Kalimbubu simada dareh adalah saudara laki-laki dari ibu
kandung seseorang. Disebut kalimbubu simada dareh karena merekalah yang
dianggap mempunyai darah, karena dianggap darah merekalah yang terdapat
dalam diri keponakannya.</li>
<li><b>Kalimbubu iperdemui</b>, berarti kalimbubu yang dijadikan
kalimbubu oleh karena seseorang mengawini putri dari satu keluarga untuk
pertama kalinya. Jadi seseorang itu menjadi kalimbubu adalah
berdasarkan perkawinan.</li>
</ul>
</li>
<li><b>Senina</b>, yaitu mereka yang bersadara karena mempunyai merga dan submerga yang sama.</li>
<li><b>Sembuyak</b>, secara harfiah se artinya satu dan mbuyak artinya
kandungan, jadi artinya adalah orang-orang yang lahir dari kandungan
atau rahim yang sama. Namun dalam masyarakat Karo istilah ini digunakan
untuk senina yang berlainan submerga juga, dalam bahasa Karo disebut
sindauh ipedeher (yang jauh menjadi dekat).</li>
<li><b>Sipemeren</b>, yaitu orang-orang yang ibu-ibu mereka bersaudara
kandung. Bagian ini didukung lagi oleh pihak siparibanen, yaitu
orang-orang yang mempunyai isteri yang bersaudara.</li>
<li><b>Senina Sepengalon</b> atau Sendalanen, yaitu orang yang bersaudara karena mempunyai anak-anak yang memperisteri dari beru yang sama.</li>
<li><b>Anak beru</b>, berarti pihak yang mengambil isteri dari suatu
keluarga tertentu untuk diperistri. Anak beru dapat terjadi secara
langsung karena mengawini wanita keluarga tertentu, dan secara tidak
langsung melalui perantaraan orang lain, seperti anak beru menteri dan
anak beru singikuri.Anak beru ini terdiri lagi atas:
<ul>
<li><b>anak beru tua</b>, adalah anak beru dalam satu keluarga turun
temurun. Paling tidak tiga generasi telah mengambil isteri dari keluarga
tertentu (kalimbubunya). Anak beru tua adalah anak beru yang utama,
karena tanpa kehadirannya dalam suatu upacara adat yang dibuat oleh
pihak kalimbubunya, maka upacara tersebut tidak dapat dimulai. Anak beru
tua juga berfungsi sebagai anak beru singerana (sebagai pembicara),
karena fungsinya dalam upacara adat sebagai pembicara dan pemimpin
keluarga dalam keluarga kalimbubu dalam konteks upacara adat.</li>
<li><b>Anak beru cekoh baka tutup</b>, yaitu anak beru yang secara
langsung dapat mengetahui segala sesuatu di dalam keluarga kalimbubunya.
Anak beru sekoh baka tutup adalah anak saudara perempuan dari seorang
kepala keluarga. Misalnya Si A seorang laki-laki, mempunyai saudara
perempuan Si B, maka anak Si B adalah anak beru cekoh baka tutup dari Si
A. Dalam panggilan sehari-hari anak beru disebut juga bere-bere mama.</li>
</ul>
</li>
<a name='more'></a>
<li><b>Anak beru menteri</b>, yaitu anak berunya anak beru. Asal kata
menteri adalah dari kata minteri yang berarti meluruskan. Jadi anak beru
minteri mempunyai pengertian yang lebih luas sebagai petunjuk,
mengawasi serta membantu tugas kalimbubunya dalam suatu kewajiban dalam
upacara adat. Ada pula yang disebut anak beru singkuri, yaitu anak
berunya anak beru menteri. Anak beru ini mempersiapkan hidangan dalam
konteks upacara adat.</li>
</ol>
<div style="background-color: #fff2cc; color: blue;">
<br /></div>
<h2 style="background-color: #fff2cc; color: blue;">
<span class="mw-headline" id="Rakut_Sitelu"> </span></h2>
<div style="background-color: #fff2cc; color: blue;">
<br /></div>
<div style="background-color: #fff2cc; color: blue; font-family: inherit; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center; text-indent: -18pt;">
</div>
Makaro Bretinkhttp://www.blogger.com/profile/00589569735158897246noreply@blogger.com4